KESIAPAN MASYARAKAT MEMASUKI DIGITALISASI PERBANKAN

1 min read

Di tengah era pandemi covid-19 OJK pada bulan Mei 2021 telah mengeluarkan izin kepada MOTIONBANKING MENJADI BANK DIGITAL PERTAMA DI INDONESIA. Hingga saat ini sudah ada 12 bank digital di Indonesia 7 bank yang telah menggantongi izin dan 5 bank dalam proses.

Digitalisasi perbankan ternyata lebih cepat dari yang kita duga, pandemi covid-19 telah menjadi pemicu percepatan, masyarakat mulai meninggalkan pola konvensional beralih ke layanan perbankan secara online.

Berdasarkan data OJK dalam lima tahun terakhir telah terjadi penutupan 3 ribu kantor cabang bank di seluruh Indonesia dan masyarakat mulai meninggalkan ATM beralih ke aplikasi online.

Perubahan pola transaksi layanan perbankan dari konvensional ke digital ini merupakan hal yang positif, namun perlu diimbangi dengan kesiapan regulasi dari pemerintah, kesiapan bank dalam menjamin keamanan data nasabah, dan kesiapan masyarakat dalam mengakses IT agar digitalisasi ini tidak menimbulkan dampak negatif .

Prediksi saya digitalisasi ini akan menimbulkan problem baru dan kegoncangan di tengah masyarakat. Analisa saya ini didasari data bahwa tingkat inkluasi keuangan masyarakat yaitu akses masyarakat terhadap dunia perbankan pada tahun 2020 telah mencapai 81,4 persen.

Namun tingginya tingkat inklusi ini tidak diimbangi dengan tingkat literasi keuangan yaitu terkait dengan pemahaman masyarakat dalam mengelola masalah keuangan, tingkat literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen.

Sementara itu tingkat literasi digital yaitu tingkat pemahaman terkait penggunaan IT perbankan baru mencapai 35,5 persen lebih rendah dari tingkat tingkat literasi keuangan.
Di sisi lain tingkat keamanan perbankan masih dipertanyakan. Kita sering mendengar rekening nasabah tiba-tiba raib begitu saja.

Ketidak pahaman masyarakat terhadap literasi keuangan menjadikan masyarakat sangat konsumtif, gampang tergoda berbelanja yang tidak perlu, karena tinggal klik aplikasi, dan tingkat literasi digital yang masih rendah akan memunculkan human error dalam bertransaksi.

Digitilasi perbankan adalah keniscayaan, untuk itu mari kita bersiap diri menyambutnya. Harapan saya kepada dunia perbankan dan pemerintah bisa menjamin keamanan dan kenyamanan pene rapan digitalisasi perbankan (*)

Penulis:
Drs. Suharno, MM, CA, Akuntan
Dosen Prodi Akuntansi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

RAIH TARGET RBB 2024 BERBASIS VISI DAN MISI BPR

Awal tahun saat tepat untuk mempersiapkan dan mengeksekusi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2024. Tidak sekedar mewujudkan angka-angka rupiah yang tertuang saja, namun bisa mewujudkan...
amalia
41 sec read

INDONESIA KRISIS ISBN

INDONESIA KRISIS ISBN Saat ini di Indonesia tengah krisis ISBN. Pengajuan ISBN untuk penerbitan buku memakan waktu cukup lama dan syarat pengajuan ketat, tidak...
amalia
32 sec read

DONOR DARAH BPR GAJAH MUNGKUR WONOGIRI

Sambut HUT ke-27 BPR Gajah Mungkur Donor Darah Dalam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-27 yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 2 Desember,...
amalia
32 sec read

Tinggalkan Balasan