Terjadinya benturan ormas tertentu dengan aparat keamanan yang dipicu karena adanya dukungan sekelompok masa dengan salah satu tokoh dan terjadinya tragedi berdarah di Sigi membuat situasi di tanah air agak memanas.
Mulai nampak adanya indikasi radikalisme meningkat. Radikalisme berpotensi melahirkan teroris yang terorganisir serta memiliki mata rantai jaringan diberbagai daerah. Gerakan ini tidak lepas dari pendanaan, maka hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) tidak terkecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR) agar tidak terlibat dalam kegiatan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Demikian disampaikan, Direktur Amalia Consulting, Suharno, saat menjadi fasilitator workshop Penerapan APU PPT dan Peningkatan Kinerja SDM, yang diselenggarakan PT BPR IHUTHAN GANDA, Selasa (1/12-2020) bertempat di Indah Palace Hotel, Tawangmangu.
Lebih lanjut, Suharno, mengajak pimpinan dan karyawan BPR IHUTHAN GANDA, benar-benar menjalankan fungsi dan tugasnya dengan sebaik mungkin, serta memahami dan mampu menerapkan APU PPT sesuai tupoksinya.
” Bila sampai BPR terlibat dalam kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme, maka citra, reputasi dan keberlangsungan BPR dipertaruhkan, ” tandasnya.
Ruang gerak dan jaringan teroris tidak saja antar kota, antar daerah, namun juga lintas negara dengan menggunakan sarana dari senjata yang sederhana, sampai senjata pemusnah massal, seperti senjata biologi, kimia dan nuklir.
Di samping materi APU PPT fasilitator, Suharno, yang juga dosen prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unisri Surakarta, memandu workshop peningkatan kinerja SDM untuk bisa mewujudkan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2021 yang berlangsung atraktif dan komunikatif.
Pada akhir sesi disusun komitmen individu dan komitmen perusahaan agar mampu meraih target RBB 2021.
Workshop diikuti 51 peserta, mulai dari jajaran komisaris, direksi dan para karyawan. Dibuka oleh Direktur PT BPR IHUTHAN GANDA, Ircham Anshori, SE yang didampingi Direktur Utama, Mulatmi, SE dan Komisaris, Karmawatik, SE (*)